Hari ini, saya membuka webmail Gmail (mail.google.com) dari laptop. Pengalaman yang begitu mengejutkan, karena biasanya saya membuka email menggunakan Thunderbird atau K-9 Mail di hape. Tampilannya cluttered. Tapi, di pos ini saya tidak akan membahas hal tersebut. Sudah umum, karena memang zamannya. Hari ini, saya mau berbagi perspektif mengenai etika mengirim email dan spam yang terjadi di zaman medsos ini.
Spam? Sudah aman dicegah oleh email. I’m not talking about the usual “You’ve got $100,000 from bank” kind of mail. Yang saya maksud adalah spam newsletter & info “you’ve might missed out on this or that” kind of mail.
Label pengiriman pesan di email udah gada gunanya. Semua email yang masuk melabelkan dirinya sebagai email penting, padahal terkadang hanya pemberitahuan ‘New devices login to ur account’. Akhirnya, kita sebagai pengguna tidak bisa membedakan mana email yang beneran penting & mana yang tidak terlalu penting.
Selain itu, email yang sebelumnya terdiri dari plain text & terdiri dari HTML yang terformat dengan baik, kini telah berubah menjadi website dalam email. Yang membedakan hanyalah ‘iklan 3rd party’ gada.
Tag prioritas sudah gada gunanya. Semua pesan melambangkan dirinya sebagai pesan super penting, padahal cuma promo subscription saja.
Lantas bagaimana cara menanggulanginya? Ya sebetulnya gada, selain menggunakan plain text email, paling hanya menghindari daftar di tempat yg kira2 akan mengirimi kita email seperti itu.
Leave a Reply