Hai semuanya, aku Disil! Kali ini aku pengen membuat cerita seru nih, sebetulnya gak seru-seru amat sih, hehe…
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jadi aku pengen menceritakan pengalamanku ke rumah nenek pada saat libur sekolah. Kan tanggal 21 kemaren, bagi rapot.. Jadi kali ini aku diajak oleh ayahku untuk pergi ke rumah nenek. Aku tak sabar melihat pemandangan desa yang begitu sejuk, banyak binatang dan tanaman, dan….. Aku tak bisa membayangkan. Pasti seru disana.
“Ayo ayah, kita kesana sekarang!”, aku menanyakan hal itu kepada ayah. Ayah menjawab “Sabar, nanti kita juga berangkat, tunggu Ibu. Ibu sedang berdandan.”. Sementara itu, adikku sedang bermain. Padahal ia sudah mau pergi ke rumah nenek, tetapi ia malah mengajak teman-temannya bermain. Aneh. Aku akhirnya menasihatinya,”Ta, kan katanya mau pergi ke rumah nenek, kok malah mainan???” Yang ditanya malah nyengir, malah menjawab iya… Ia langsung membereskan mainannya, dan menyuruh temannya pulang. Aku mendengar Juhta berbisik kepada temannya,”Sana pulang sana, Aku disuruh udahan mainannya, memang kakakku itu ga..””Kamu bilangin Kakak galak? Nanti kakak bilangin kamu ama ayah..” Aku langsung menakut-nakutinya. Aku kadang agak sebal sama dia, suka bilangin ke temannya bahwa aku itu galak. Akhirnya pada saat aku mendekat semua temannya langsung bergidik ngeri, dan langsung sikapna berubah semua. Aku lanjutin lagi ya ceritanya. Ita langsung pergi ke kamar mandi. Ternyata, ia belum mandi selama bermain. Akhirnya kami berangkat agak terlambat 10 menit. Bagiku, terlambat beberapa menit pun, 1 menit pun tetap disebut terlambat.
Tempat tinggal nenek kami ada di Serang. Sekarang sudah ada tol Jakarta-Merak. Jadi kami dengan mudah mengunjungi nenek melalui tol. Jarak antara Jakarta (Pintu tol Kebon Jeruk) ke Serang (Pintu tol Ciujung) adalah -+70 KM. Kami berjalan dengan kecepatan yang pelan, sekitar 40 KM/jam. Aku punya pertanyaan nih, dari data diatas, berapa waktu yang diperlukan untuk Jakarta ke Serang dengan mobilku? Yang tahu jawabannya silahkan jawab di komentar ya, beserta caranya. Aku akan lanjut ceritanya. Di keluarga kami untuk tidak ada yang mabokan (muntah-muntah pas naik mobil). Jadi kami tidak perlu membawa kresek cadangan, eh, tetap perlu. Diperlukan jika ada barang atau apa gitu yang pengen dibungkus, kami sekeluarga menggunakan plastik yang sudah dipakai untuk dipakai lagi, agar kita bisa ikut melestarikan lingkungan. Ketika membeli buah, buahnya ditaruh di bakul. Ketika beli bubur ayam, nah itu yang susah. Masak kita harus bawa mangkok terus, kalau naik mobil enak. Tapi kalau jalan kaki, repot. Kesimpulannya kita masih membutuhkan plastik, kampanye anti plastik, bukan berarti kita tidak menggunakan plastik sama sekali, melainkan kita mengurangi. Aduh, kebanyakan melenceng ya, sorry ya. Aku cuma pengen nambahin, tapi malah melenceng topiknya😅😅😅 Yaudah, aku akan ceritakan lagi. Selama di perjalanan, Juhta main hape, sementara aku melihat pemandangan di jalan. Memang, kalo di jalan tol itu gak ada yang dilihat, kecuali pas masih deket Jakarta. Itu bisa jadi patokan. Jika makin banyak bangunan, berarti makin dekat Jakarta. Perjalanan ini cukup lama, membutuhkan waktu +- 2 jam. Lama kelamaan, aku mulai bosan, penampilan jalan tol itu-itu saja. Namun, kadang masih terlihat sawah. Mungkin nanti terbangun bangunan semua. Tak seru, mengurangi tempat terbuka. Dan dampaknya buruk bagi lingkungan. Ngomong-ngomong, apakah kalian sudah menjawab pertanyaan ini? Kali ini aku bikin simpel…
Jarak Jakarta-Serang 70 KM.
Kecepatan mobil 40 KM/Jam.
Berapa waktu yang diperlukan Jakarta-Serang.
Plisss jawab di komentar. Aku lanjutkan ya ceritanya. Kami memasuki rest area untuk beristirahat. Untung pada saat itu rest area tidak terlalu ramai. Kami mengisi bahan bakar mobil. Tidak antri. Kami mencari makan siang. Setelah makan siang kami melanjutkan perjalanan. Kami sampai pada jam 13:00.
Sesampainya disana, kami disambut oleh kakek dan nenek. Ita langsung berlari menuju kakek. Sementara aku, membantu ayah menurunkan barang dari mobil. Saat aku bertemu nenek, nenek bilang,”Cucuku udah gede ya” sambil memelukku. Aku suka nenek. Nenek suka mengajakku berkebun, memetik buah, memasak makanan daerah, dan sebagainya. Kakek pernah mengajariku membuat kandang ayam. Aku pernah memelihara ayam, dan kandangnya aku buat sendiri, sayangnya ayam itu sudah mati. Aku tidak akan memberitahunya, takutnya nanti kakek marah, karena aku memang tidak memberinya makan beberapa hari.
Esoknya, aku diajak untuk menanam sawi dengan nenek. Akupun dengan senang hati menerima tawaran itu. Aku disuruh untuk menggali tanah di pot, kemudian memasukkan benihnya kedalam tanah. Tutupi lagi dengan tanah, lalu siram dengan air secara rutin dan jangan lupakan pupuk.
Sebetulnya banyak yang bisa aku ceritakan, namun pos ini sudah termasuk panjang. Kalau kepanjangan nanti kalian pusing bacanya, bosen. Jadi aku sampe sini ya ceritanya. Puas belum? Kalo belum nanti tunggu pos cerita lainnya setiap hari Sabtu. Ingat ya, setiap hari Sabtu Aku bikin cerita. Terima kasih telah membaca cerita ini dan semoga kita masih bisa berjumpa di lain waktu. Akhir kata,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Leave a Reply