Landing – Buku Yang Tersesat Di Hutan – 20

Setelah makan, teman-temanku mulai mengantuk. Karena pesawat sudah stabil, aku mempersilahkan mereka untuk tidur, karena sepertinya tidak akan ada guncangan pada malam hari ini. Perjalanan kali ini menyenangkan. Aku tidak menemukan pesawat apapun di sekitarku. Ini berarti, tidak perlu untuk mengatur ketinggian secara sering.

Aku mengatur autopilot, agar pesawat berjalan dengan sendirinya. Setelah mengatur autopilot, aku mengecek kondisi kabin pesawat, dan ternyata hampir semua teman-temanku tertidur. Setelah memastikan bahwa tidak ada yang memerlukan bantuan, aku kembali ke ruang kemudi pesawat.

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Aku tertidur selama beberapa jam. Tiba-tiba terdengar suara ledakan dari belakang pesawat. Saat itu juga alarm pesawat mulai berbunyi, dan autopilot yang sudah aku nyalakan menjadi off. Pesawat mulai oleng ke arah kanan. Segera setelah aku menyadarinya, aku segera mengambil kemudi pesawat dan kembali meluruskan pesawat. Pesawat tidak bisa sepenuhnya tegak, pesawat masih sedikit oleng ke kanan.

Aku menyatakan keadaan darurat kepada ATC maupun teman-temanku. Aku segera mengarahkan pesawat ke arah bandara terdekat. Teman-temanku yang berada di kabin mulai porak-poranda. Mereka kaget, karena badan pesawat di sebelah kanan belakang retak. Amel memberitahuku hal itu, lantas aku segera menaikkan kecepatan pesawat, agar pesawat lebih cepat mendarat di bandara terdekat.

Hari sudah mulai pagi. Ketika pesawat sudah sangat dekat dengan bandara, aku menurunkan roda pesawat, lantas mengatur sistem pesawat, agar cocok untuk melakukan pendaratan. Akhirnya pesawat mendarat dengan selamat di bandara terdekat, yang ternyata bandara tersebut adalah Bandara Atlanta, Amerika Serikat.

Bagaimana kelanjutannya? Ikuti terus seri ini ya… Terima kasih telah membaca, dan sampai jumpa pada seri berikutnya! Wassalam.

Advertisement