Design a site like this with WordPress.com
Get started

Review Samsung Galaxy M33

Setelah menggunakan Samsung Galaxy A10s selama kurang lebih 3 tahun (dan ngelag), aku memutuskan untuk pindah seri ke seri M. Galaxy M33 lebih tepatnya. Ini adalah kali pertamaku membeli barang ‘mahal’ dari marketplace online.

Hapeku yang lama (Galaxy A10s) udah ngelag parah. Ga bisa dipake buat wordpress atau Canva. Bahkan ngebuka status orang lain di WA aja udah ngelag. Ngurangin mood untuk produktif? Ya jelas. Jadi, selama ini, semua pos yang ada di blog sejak tahun 2021 dibuat di laptop dan secara buru-buru, khususnya yang di WordPress.

Aku sudah ketagihan sama yang namanya One UI. Tampilan besutan Samsung ini makin kesini makin banyak fiturnya dan sering aku pakai di kehidupan sehari-hari. Itu makanya aku nggak pindah ke developer hape yang lain, karena udah enak. Bahkan kalo disuruh pindah ke stock android aku ndak mau.

Physical Appearances

Bentuk & Berat

First impression hape ini adalah beratnya yang lumayan. Berat secara fisik. Pas di cek, ternyata beratnya sekitar 210 gram, tidak beda jauh dengan hape lama yang jumlahnya 180 gram. Tapi entah kenapa hape ini terasa jauh lebih berat. Di satu sisi, ini hal bagus, karena aku nggak akan kecanduan lama2 megang hape di tempat tidur, karena bikin pegel tangan. Tapi, di sisi yang lain, ini hal buruk, karena kantong celana jadi berat nantinya. We’ll see ketika masuk sekolah, apakah berat hape ini bother me.

Bentuk layar dari hape ini adalah curved, seperti hape Samsung yang lain. Belakangnya menggunakan bahan plastik yang akan meninggalkan bekas fingerprint setelah dipakai. Aku recommend untuk menggunakan casing, karena grip body hapenya kurang bagus.

Display

Layarnya mempunyai refresh rate 120hz, sehingga terlihat lebih smooth di dalam animasi. Refresh rate bisa diatur di pengaturan, dan bisa direduce menjadi 60hz untuk menghemat baterai. Untuk terlihat smooth, Aku tidak merasa tradeoffnya imbang. Selain itu, 120hz ini tidak bekerja di semua aplikasi.

Layarnya masih menggunakan TFT, bukan AMOLED. Ini sebuah red point sih, karena kualitas gambar ga terlalu bagus jadinya. Bekas pencetan/fingerprint kadang terlihat di layar.

Kamera

Kameranya ada 4. Entah kenapa sebanyak itu, jadi kaya ngeliat cendol/boba nempel di belakang hape lol. Tentu saja dilengkapi dengan lampu flash kecil. Setelah di cek di sistem, kameranya berukuran 50MP.

penjelasan fungsi 4 lensa kamera M33

Kamera depan tentu saja 1 biji. Stylenya masih sama dengan hapeku yang lama, yakni berbentuk melingkar dibagian atas hape. Its 2022, how dare you to keep using this outdated design, Samsung?

Btw, untuk hasil kamera ya aku ngga bisa kasih nilai. They all looks good as long as it doesn’t blur ketika dizoom. Shutter speednya juga lumayan cepet, jika dibandingkan dengan A10s-ku yang lama, yg memerlukan waktu sekitar 10 detik untuk mengcapture 1 gambar dari kamera.

Baterai

Waktu membeli di marketplace online, baterainya dikatakan memiliki kapasitas 5000 mAh. Aku tidak merasakan kapasitas baterainya besar, karena walaupun Samsung mengklaim bahwa “hape ini akan bertahan 2 hari tanpa cas”, ketika digunakan, waktu habis baterainya kurang lebih sama dengan A10s.

Kecepatan mengecasnya cepat sih, jadi setidaknya baterai agak boros ini bisa ‘ditanggulangi’. Dengan sedikit tweak di pengaturan, kapasitas baterainya menjadi waras.

Memori

Penyimpanannya sebesar 128GB. Setelah menginstal update untuk semua aplikasi (tanpa aplikasi tambahan), ruang yang tersedia sekitar 100GB-an. Yap, sistem memakan 28GB sendiri.

RAMnya sebesar 6GB. Di kondisi idle, sistem memakan sekitar 3GB. Jadi, yang bisa dipakai untuk aplikasi lain hanya sekitar 3GB kurang. Agak sempit untuk aplikasi desain yang berat, tapi memadai untuk general use.

Processor & Jaringan

Processor hape ini adalah Exynos 1280, processor yang dibuat oleh Samsung sendiri. Aku tidak begitu mengerti dengan dunia processor yang ada di hape. Tapi ngeliat dari GHz nya, kayanya processornya lumayan bagus, dengan kekuatan 2.4GHz dan octa-core.

Jaringannya, sesuai dengan nama resmi hape yaitu “Galaxy M33 5G”. Hape ini support 5G. Tapi ngga ada gunanya sih untuk saat ini, karena belum ada provider jaringan di Indonesia yang support 5G. Di sekolah sudah aku coba, dan hasilnya ‘work’ walaupun tidak seperti yang diekspektasi karena 5G di sekolah itu lemot. Idk.

Aksesori

Aksesori yang ada di kotak adalah kabel data USB-C, hape, dan kartu garansi. Nggak ada adapter. Kamu harus beli secara terpisah, dengan harga 250k. Steal banget sih harganya, walaupun fast charging 25w nya cepet. (I hear there are charger that are 50w>)

charger dan kabel data

Exotic Features

Galaxy M33 dilengkapi dengan NFC, jadi kamu bisa cek saldo e-money dengan tapping di belakang hape. Ada aplikasi untuk hal ini, yakni Samsung Pay. Kalau kamu punya akun DANA, kamu juga bisa konek dengan akun Samsung, dan bisa langsung topup dari sana. I don’t exactly knew how it works.

Selain itu, ada juga AR, jadi kamu bisa *have fun* dengan kamera AR yang hilarious. Game seperti Pokemon Go (masih ada ga sih) bisa dimainkan di hape ini.

Software

Aplikasi bawaan

Sayangnya, banyak sekali bloatware, seperti:

  • Samsung Gift Indonesia (maybe buat giveaway hp)
  • S Lime (buat baca koran, tapi hanya free trial)
  • Appcloud (promosi Samsung)

dan beberapa aplikasi yang kurang begitu manfaat, seperti AR Zone & Samsung Kids.

Untuk aplikasi yang fungsinya double, jangan ditanya lagi. Ada Google Foto & Samsung Gallery, ada Chrome dan Samsung Internet, dsb. Sebetulnya Aku lebih suka menggunakan aplikasi bawaan Samsung, karena it just works. Kekurangan aplikasi Samsung adalah nag screen untuk update dan permintaan untuk login ke Samsung Account.

Versi Android

Dari stock, Galaxy M33 dipasangi Android 12 dan One UI 4. Pertama kali menyalakan hape, langsung diminta untuk update ke Android 13. Jadi, Aku defer dulu supaya bisa merasakan pengalaman defaultnya.

Ketentuan Samsung terbaru mengatakan bahwa setiap hape baru sejak generasi 2019 akan mendapatkan 4 tahun update. Menurutku, ini merupakan sebuah keajaiban dalam dunia Android, karena dahulu support 1 tahun update keamanan saja sudah bagus.

Performa hape

Karena layarnya bisa 120hz, animasinya terlihat smooth. Tapi boros baterai, makanya Aku matiin di pengaturan hp. Untuk daily usage, karena ada swap file (Ram+) jadi kalau aplikasi yang perlu ram tinggi bisa pake ruang swap. Useful sih. I wonder why they didn’t do that since a long time ago, swap kan udah ada semenjak 2010an di kernel Linux.

Untuk bermain game, aku tidak bisa memberikan penilaian ya, karena aku ga terlalu suka main game di hape. Paling hanya Roblox dan Minecraft. Keduanya berjalan dengan 60fps, kecuali ketika main Jailbreak di Roblox, which my laptop also lags.

Kesimpulan

Untuk harga Rp.3.000.000 (diluar charger yang harganya 250k), hape ini tidak bisa dibilang bagus, tapi ga bisa dibilang jelek. Rasio price to valuenya menurutku lebih bagus hape Galaxy A10s. Jika kamu ingin membeli hape ini, pikirkan dulu. Kalau memang mendesak, memang hape ini bagus (dari segi processor). Tapi, jika tidak mendesak, kamu bisa menunggu sampai generasi berikutnya (mungkin M34).

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a website or blog at WordPress.com

%d bloggers like this: