Tetangga pun sudah mendengarnya, entah dari mana. Jangan ditanya lagi tetangga ambis yang berada di gang saya, mungkin sudah meroasting anaknya habis-habisan gegara aku lolos ke lomba nasional ini. Fortunately gada yang sepantaran. Awalnya yang biasa-biasa saja, tiba-tiba komen beri semangat di WA aku, that is purely weird.

Before I start, I like to give a shout out to Bu Lia. Bu Lia adalah ‘pembimbing’ saya dalam mengikuti kegiatan akademik lomba2an ini, sejak dari awal kelas 7. Sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum, beliau sibuk memilih murid mana yang ‘layak’ mengikuti lomba akademik atau bukan.
Anyway, let’s continue the story. Kompetisi utama sebentar lagi dimulai. Pada saat itu aku diserang oleh flu (probably Covid but I didn’t want to check karena bakal ribet isolasi mandiri), akhirnya ga siap buat lomba. And then this letter came from Bu Nur, another pembimbing.

Boom. I thought lombanya pulang hari, karena lombanya walaupun Nasional tapi tempatnya sesuai Provinsi masing-masing. I was wrong, ternyata malah nginep di hotel 2 malam xD.
Sabtu, 23 Oktober (the simulation day)
Pagi hari, aku diminta untuk menunggu didepan Polsek Ciruas, untuk dijemput oleh Kepala Madrasah. Lantas aku diantar ke MAN 2 Kota Serang, dimana aku bertemu dengan peserta-peserta lain yang berasal dari Provinsi Banten juga. There’s also that one guy who play with wastafel in the whole time :v
Sesuai jadwal, saat jam 8 tiba, kami (peserta) diminta untuk naik ke lantai 2, tempat dimana lab komputer berada. Di sana sudah terdapat meja komputer yang tersusun dengan rapi beserta dengan perangkat-perangkatnya. Dah kayak setup di kantor, ada headset, ada atk semua jenis, ada juga kursi kantoran.
Akhirnya simulasi dimulai. Nothing to say about this, it’s just a usual simulation thing– ngecek koneksi, ngecek akun, ngecek headset & komputer dsb. Setelah duduk selama kurang lebih 2 jam ga ngapa-ngapain, akhirnya kami diperbolehkan keluar, dan kembali berkumpul bersama pembimbing dari sekolah.
After that Bu Kamad (Bu Hajiyah) membawa aku pergi ke sebuah restoran di Serang, kalo ga salah namanya Dapur Sunda. Di sana aku disuguhkan berbagai macam makanan khas Sunda (like nasi liwet), dan aku makan dengan lahap. Bu kamad mengira karena check-in hotel itu setelah jam makan siang, maka di sana tidak akan dapat makanan dari hotel. A good preventive measure taken for my meal accomodation🤣
Jam 12an kami masuk ke hotel, dan melakukan check-in. Sebelum itu, panitia memanggil nama-nama peserta, untuk memastikan jenis kelamin, agar satu kamar bisa berdua. Aku ditakdirkan untuk menginap di hotel ini sekamar dengan Azza, anak ICS. What a great opportunity to ask about ICS.

Setelah beradaptasi dengan kamar, aku akhirnya berkenalan. First impression was “oh ini kakak yang tadi ngubek2 air di wastafel man 2″. Ternyata pas kami turun ke bawah (ke bagian resepsionis), banyak yang mengatakan bahwa ‘ih kalian mirip banget’. Menurutku juga iya sih, let me knew if this person is similar/not in the comment section :)
Sorenya, kami diminta untuk ke aula untuk mengikuti pembukaan KSM 2021. Di sana ada pak Kanwil yang sudah duduk dengan rapi bersama dengan ajudannya, siap untuk mengikuti Zoom meeting acara ini. Sayangnya terjadi kendala teknis di pusat, sampai akhirnya ya kita ga jadi ikut Zoom dan langsung memulai do’a untuk menutup acara yang bahkan gada intinya ini.

Kami dapat sebuah hoodie berwarna biru berlogo KSM dan sebuah baju olahraga berwarna kuning cerah. Lucu sih hoodienya, sayangnya sangat rentan rusak, belum apa-apa aku sudah merusak resletingnya.
Malamnya, kami diner. Widih. Lebih tepatnya sih makan tapi ngambilnya prasmanan lalu duduknya berkelompok2. Aku ikut di kelompok SMA, karena gada lagi cowok SMP lain. Ada sih cowok SD, tapi dia sama emak & bapaknya, jadi ya gaenak kalo langsung gabung.
Habis makan sampe puas, we’re back on our room & menggabut for the rest of the day. Aku berusaha untuk menenangkan diri dengan cara nggak baca soal sama sekali (yea ik it’s contradictory to the belajar, belajar & belajar). Akhirnya ya bobo. Pagi-pagi bangun langsung solat subuh dan mandi. Mandi di hotel enak juga ya, peralatannya dah siap pake semua, serba sat set friendly.
Minggu, 24 Oktober (first day of the competition)
The first day of the competition is here. Again, aku ga persiapan apa-apa pada saat malam sebelum lomba demi menjaga kesehatan mentalku dari overthinking. Bedanya pada saat simulasi dengan sekarang adalah dipasangnya CCTV yang ‘katanya’ terhubung langsung dengan pengawas pusat. Jadi ya mesti jaga gerak-gerik biar ga terlihat sus.
Soal lombanya ya sulit sih, walaupun beberapa ada yang sudah pernah keluar di latihan-latihan soal yang kudapatkan & sudah kukerjakan sebelumnya. Lebih sedikit soal keterkaitan antara ayat-ayat Arab tidaklah membantu sebanyak yang kuharapkan. Instead, soal-soal latinnya malah jadi 50% lebih susah.
Aku termasuk orang yang pertama mengeklik tombol submit dan log-out dari akun & aplikasi lomba, lantas keluar dari ruangan. Rasanya ya beban langsung hilang. You know it kalau kamu pernah merasakannya. I assure myself that “I was doing my best, don’t worry”
Setelah itu, kalo ga salah ingat, aku diajak oleh Bu Hajiyah naik mobil & makan siang di sekitaran Ciceri. Aku bertemu dengan Bu Lia untuk pertama kalinya sejak KSM Provinsi. Setelah itu ya sambil makan kami ngobrol2 tentang “soal yang keluar susah ga?” dan lain sebagainya.
Singkat cerita I’m back to my room. Gada yang menarik untuk diceritakan sih di fase ini, kalo ga salah aku hanya sibuk cetak-cetek lampu tidur yang ada di kamar, sama nyoba-nyoba heater teh. After sometime Azza comes back to this room after solat ashar. Karena sama2 gabut gada kerjaan, ia membuka laptopnya dan main Tetris online. Ujung-ujungnya aku ikutan dan jadi mini-battle yang fun.
Sampe akhirnya magrib tiba, dan habis itu dilanjutkan dengan makan malam. Nah, di sini ada momen yang menarik. Introduce Fatih, a high school student dari SMAIT Ibadarrahman mengikuti lomba KSM mewakili Matematika SMA/MA. Setelah menyaksikan mini-interview yang dilakukan oleh pembimbingnya terhadap Azza dan juga Irfan (yang berasal dari SMA CMBBS) mengenai fasilitas yang ada di CMBBS & ICS, dia berkata bahwa “oh makanan di kita (ibad) itu banyak buahnya, pokoknya bagus buat kesehatan). Meanwhile Azza menjawab “kalo di IC itu ya makan buah sama sayur itu rutin, tapi gada jadwal free ngambil”. Irfan said “di CMBBS hanya kadang2 makan buah, biasanya ya hanya sayur”. I think the main target at that talk is me, sedemikian rupa sehingga aku masuk ke SMA Ibad. Well, unfortunately because it is swasta which mean it would cost much more than IC or CMBBS.
Anyway, setelah itu kami balik ke kamar. Aku ditawari oleh Bu Nur untuk “ayuk belajar di aula, yang lain pada belajar, ibu bawa soal olimpiade” which I deferred to do. Kenapa? Karena kamarku saat itu kedatangan tamu, yaitu Kak Fatih. Ia mengajak kita (duo yang malas) untuk keluar dan jalan-jalan selagi berada di Serang. Kak Azza menolak, dengan alasan mager. Well, akhirnya aku mengorder Martabak Assen di GoFood. Kami sibuk makan martabak manis malam itu, apalagi ternyata terang bulannya enak. I’m sure pengalaman itu nggak akan terulang lagi, sayangnya aku ga take photo apapun.
Senin, 24 Oktober 2022 (second day)
Di hari kedua perlombaan, pada pagi hari semua peserta diarahkan untuk check-out dari hotel. Hari itu sarapan di hotel dengan nasi. Setelah beberapa waktu menunggu, kami (peserta) akhirnya diantar ke MAN 2 Kota Serang untuk melakukan lomba. Adapun untuk bentuk soalnya adalah esay. Dalam konteks mapel IPS tingkat MTs, soal esaynya berupa pendapat terhadap sebuah kasus real life (kalo ga salah waktu itu mengenai laut natuna)
Sebelum lomba dimulai, aku berfoto didepan banner lomba, dengan muka pejabat Kanwil tertera disana. Setelah itu Bu Nur sibuk mengambil mangga (yang ia lihat sudah matang & hampir jatuh) dan memasukkannya ke dalam plastik, dan malah diberikan ke saya.

Dan setelah lomba, akhirnya sholat, lantas pulang. That’s it. Pulangnya pun buru-buru karena hujan deras, bahkan hanya diberi uang makan ;) Sesampainya di rumah ya langsung sibuk bercerita dong
Aftermath
Tanggal 30 Oktober merupakan tanggal pengumuman pemenang. Sebetulnya aku tidak terlalu bersemangat, karena aku tau pada saat lomba kondisiku juga kurang vit, tidak bisa maksimal. But, God says otherwise. Aku mendapatkan medali perunggu dengan urutan ke #9 di daftar pemenang.
Datanglah ucapan selamat dari sana-sini. Kesebar ke se-sekolah. Barulah setelah beberapa hari ada pengumuman soal hadiah. Singkat cerita, penyerahan piala dilaksanakan pada awal Januari 2022 (yap, 3 bulan kemudian) dan merupakan pertemuan terakhir dengan kakak2 tersebut.

Kami foto-foto dan tukar nomor kontak. Kak Irfan bilang bahwa ia dapat beasiswa kuliah di Toronto, Canada. Sementara itu Kak Fatih bilang bahwa ia akan kuliah di jurusan matematika (ga nanya detailnya waktu itu). Meanwhile Kak Azza disappear, gak dateng ke acara penyerahan piala karena ia sedang ikut final dari KSN. All three of us berpisah ke tempat yang berbeda-beda, meraih tujuan yang berbeda.
The End. One thing I can learn from this competition adalah bahwa kompetisi bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah jembatan untuk mendapatkan kesempatan-kesempatan hidup yang lebih baik.
Leave a Reply