Design a site like this with WordPress.com
Get started

Biografi Salahuddin Al-Ayyubi

Lahir di keluarga Kidrish pada tahun 1137M dengan nama asli Yusuf bin Najmudin, Salahuddin Al-Ayyubi adalah seorang panglima besar yang dapat menaklukkan kerajaan Yerusalem. Di artikel ini saya akan menceritakan biografi singkat dari tokoh Islam Salahuddin Al-Ayyubi.

Ilustrasi Salahuddin Al-Ayyubi (Sumber: biografiku.com)

Masa Kecil

Masa kecilnya selama sepuluh tahun dihabiskan belajar di Damaskus didalam lingkungan anggota dinasti Zangid yang kala itu memerintah Syria, bersama dengan Nur Ad-Din atau Sultan Nuruddin Zangi. Selain belajar mengenai agama Islam, Salahuddin juga mendapat pelajaran kemiliteran dari pamannya yang bernama Asaduddin Shirkuh yang dikenal sebagai seorang panglima perang Turki Seljuk. 

Bersama dengan pamannya, Salahuddin berangkat dari Damaskus atas perintah Sultan Nuruddin ke Mesir untuk membebaskan mesir dari serangan pasukan Kristen. Sultan Nuruddin kala itu bercita-cita untuk menyatukan semua wilayah Islam yang tercerai berai kala itu.

Ilustrasi Damaskus pada masa Dinasti Ayyubiyah (Sumber: catatanfiqih.com)

Dinobatkan menjadi Khalifah Mesir

Setelah berhasil menjadi pemimpin Mesir, pamannya Asaduddin Shirkuh meninggal dunia. Kosongnya kepemimpinan sepeninggal sang paman membuat Yusuf bin Najmuddin yang kemudian dikenal dengan nama Salahuddin Al Ayyubi dipilih oleh para Amir (para petinggi) untuk memimpin Mesir.

Dinobatkannya Salahuddin menjadi sultan Mesir membuat kejanggalan bagi Sultan Nuruddin yang kala itu dikenal sebagai khalifah yang menguasai Syria, oleh karena itu Sultan Nuruddin bersiap untuk menaklukkan Salahuddin.  Namun penyerangan itu urung dilakukan karena Sultan Nuruddin wafat pada tanggal 15 Mei 1174.

Setelah itu, Shalih Ismail yang merupakan anak dari Sultan Nuruddin bersengketa soal garis keturunan terhadap hak kekhalifahan di Mesir dengan Salahuddin. Akhirnya Shalih Ismail dan Salahuddin berperang dan Damaskus berhasil dikuasai Salahuddin. Shalih Ismail terpaksa menyingkir dan terus melawan kekuatan dinasti baru dibawah pemerintahan Sultan Salahuddin hingga terbunuh pada tahun 1181.

Salahuddin Al Ayyubi kemudian memimpin Syria sekaligus Mesir serta mengembalikan Islam di Mesir kembali kepada jalan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Ia menyatukan banyak wilayah islam yang kala itu tercerai berai bersatu dibawah kekuasaannya. 

Keberhasilannya dalam menyatukan berbagai wilayah Islam membuat Salahuddin dikenal sebagai salah satu khalifah Islam yang memiliki kerajaan Islam terbesar. Selain itu sosoknya dikenal sangat religius membuat dukungan terhadapnya semakin kuat. Dukungan dan kekuatan ini digunakannya sebagai alat untuk kampanye Jihadnya ke Yerusalem untuk menaklukkan Kerajaan Yerusalem yang kala itu dikuasai oleh pihak Kristen.

Perang Salib

Dalam menumbuhkan wilayah kekuasaannya Salahuddin selalu berhasil mengalahkan serbuan para Crusader (Tentara Salib) dari Eropa.

Hanya satu kali Salahuddin tercatat sempat mundur dari peperangan Battle of Montgisard melawan Kerajaan Yerusalem selama Perang Salib yang saat itu dipimpin oleh Baldwin IV karena kesepakatan antara dua belah pihak. Raja Baldwin IV sebagai Raja Yerusalem kala itu sangat menghormati Salahuddin. Ia memperbolehkan para peziarah muslim, yahudi dan kristen untuk mengunjungi Yerusalem.

Di kemudian hari mundurnya Salahuddin tersebut mengakibatkan Raynald of Chatillon pimpinan perang dari The Holy Land Jerusalem memprovokasi muslim dengan mengganggu jalur peziarah dan perdagangan serta jalur Laut Merah yang digunakan sebagai jalur jamaah haji ke Makkah dan Madinah.

Situasi semakin buruk ketika Raja Baldwin IV meninggal dunia akibat penyakit Lepra yang ia derita. Sepeninggal Raja Baldwin IV, Guy of Lusignan naik tahta menggantikan Raja Baldwin IV sebagai Raja Yerusalem.

Guy of Lusignan mendukung Raynald of Chatillon untuk melakukan provokasi untuk menyerang kaum muslimin. Ia juga mengancam akan menyerang dua kota suci umat Islam yakni Mekkah dan Madinah.

Meletusnya Perang Hattin

Situasi yang semakin memanas menyebabkan Salahuddin menyerang kembali Kingdom of Jerusalem pada tanggal 4 Juli 1187 pada perang besar antara tentara salib melawan pasukan muslim yang terkenal dengan nama Perang Hattin atau ‘Battle of Hattin’ yang terjadi di bukit Hattin.

Ilustrasi Perang (Sumber: biografiku.com)

Pada pertempuran tersebut, pasukan islam yang dipimpin langsung oleh Salahuddin Al Ayyubi dengan taktiknya dapat membumi hanguskan tentara salib yang ketika itu dipimpin oleh Guy of Lusignan. Dalam perang itu, Salahuddin sekaligus mengeksekusi mati Raynald of Chatillon dan kemudian menangkap raja Yerusalem, Guy of Lusignan. Kerajaan Yerusalem belum menyerah, oleh karena itu Salahuddin al Ayyubi kemudian bergerak dengan cepat menyusun kekuatan dan mulai menguasai daerah-daerah di sekitar kerajaan. 

Menguasai Yerusalem

Serangan pertama ke tembok pertahanan Kerajaan jerusalem dilakukan pada tanggal 21 September 1187 oleh pasukan Salahuddin Al Ayyubi. Selama 12 hari, kerajaan yerusalem yang dikomando oleh Balian of Ibelin bertahan mati-matian dalam tembok kerajaan Yerusalem menahan serangan pasukan islam yang dipimpin oleh Salahuddin Al Ayyubi.

Akhirnya pada tanggal 2 Oktober 1187, kerajaan Jerusalem akhirnya menyerah. Setelah sekian lama seluruh Jerusalem kembali ke tangan muslim dan Kingdom of Jerusalem pun runtuh.

Perlawanan dari Inggris

Jatuhnya Jerusalem ini menjadi pemicu Kristen Eropa menggerakkan Perang Salib Ketiga atau Third Crusade. Perang Salib Ketiga ini menurunkan Raja Richard dari Inggris ke medan perang di Battle of Arsuf. Salahuddin pun terpaksa mundur, dan untuk pertama kalinya tentara salib merasa bisa menjungkalkan Salahuddin. 

Dalam kemiliteran Salahuddin dikagumi ketika Richard cedera, Salahuddin menawarkan pengobatan di saat perang di mana pada saat itu ilmu kedokteran kaum Muslim sudah maju dan dipercaya.

Pada tahun 1192 Salahuddin dan Richard sepakat dalam perjanjian Ramla, di mana Jerusalem tetap dikuasai Muslim dan terbuka kepada para peziarah Kristen. Perjanjian ini menandakan akhir dari perang antara Kerajaan Mesir dengan Kerajaan Inggris.

Wafat

Tak lama setelah perang dengan Richard selesai, Salahuddin Al-Ayyubi meninggal pada tanggal 4 Maret 1193. Ketika rakyat membuka peti hartanya ternyata hartanya tak cukup untuk biaya pemakamannya, hartanya banyak dibagikan kepada mereka yang membutuhkannya.

Selain dikagumi Muslim, Shalahuddin atau Saladin/salahudin mendapat reputasi besar di kaum Kristen Eropa, kisah perang dan kepemimpinannya banyak ditulis dalam karya puisi dan sastra Eropa, salah satunya adalah The Talisman (1825) karya Walter Scott.

Sekian biografi singkat dari tokoh islam Salahuddin Al-Ayyubi. Terima kasih telah membaca.

Sumber:

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a website or blog at WordPress.com

%d bloggers like this: