Design a site like this with WordPress.com
Get started

Rencana Masuk Sekolah – Satu Semester #16

Sekitar 1 bulan setelah pembelajaran dimulai, semakin banyak pula netizen mengeluh tentang “kapan masuk sekolah” di medsos manapun. Bahkan pembuat meme pun membuat meme mengenai betapa tidak enaknya sekolah di rumah. Oiya, kemendikbud juga membuat acara di TVRI, yang berjudul Belajar Di Rumah.

Acara ini ditujukan untuk meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi. Maksudnya adalah agar anak-anak tidak gabut ketika berada di rumah. Namun, acara ini juga mendapat komplain dari orang tua maupun guru. Menurut siswa, dia bingung apakah harus menonton acara ini, atau mengerjakan tugas dari sekolah. Apalagi yang menggunakan Video Conference untuk penyampaian materi.

Di sekolahku, aku tidak disuruh untuk menonton acara “Belajar Di Rumah” maupun video conference. Idk why my school doesn’t do conference. Menurutku, acara Belajar Di Rumah malah lebih bagus dibandingkan pengajaran di sekolah pada umumnya. Banyak hal menarik (yang tidak ada di buku pelajaran) dijelaskan di sini.

Bahkan pernah ada suatu hari dimana acaranya mengenai cara menghafal dan membuat film. Yang pasti hal ini akan menambah wawasan kita, agar kita tidak berkutat di sekitar buku pelajaran saja.

Komplain dari orang tua dan guru adalah tidak adanya pengelompokkan acara per kelas. Yap, memang tidak ada pengelompokkan acara per kelas, adanya hanya per satuan pendidikan, yakni SD 1-3, SD 4-6, SMP, SMA, SMK. Ada juga yang mengeluh, “Kenapa soal yang diberikan oleh guru tidak sama dengan materi yang ada di acara Belajar Di Rumah”. Menurutku, materi tidak dikelompokkan per kelas itu wajar saja, kan jika dibikin acara per kelas, maka jam tayangnya bisa sampai sore.

Pemerintah tidak tinggal diam mengenai masalah ini. Kira-kira awal Agustus, pemerintah mengeluarkan pernyataan bahwa zona hijau boleh melakukan kegiatan tatap muka. Seperti biasa, hal ini kembali menimbulkan kekacauan di publik. Ada yang setuju, dan ada yang tidak setuju.

Ada beberapa daerah yang mencoba untuk membuka sekolah, namun sekitar seminggu langsung ditutup. Ada juga daerah yang berkeras untuk tidak membuka sekolah, namun mendapatkan tekanan dari masyarakat. Akhirnya pemerintah daerah setempat memutuskan untuk membuka sekolah di daerah tersebut. Ketika siswa ingin masuk sekolah, maka harus ada persetujuan dari komite dan wali murid dari setiap siswa. Dan, mayoritas orang tua setuju. Apalagi anak-anak, mungkin bisa dikatakan sekitar 80% anak-anak mendukung pembelajaran tatap muka.

Teman-temanku juga mendukung pembelajaran tatap muka, alasannya karena ketika PJJ, guru hanya memberikan soal. Kalo aku sih, lebih baik tidak masuk, sampai vaksin ketemu. Karena tidak ada yang bisa menjamin keselamatan murid selama berada di sekolah.

Ok, mungkin sampai sini dulu ya ceritanya, nanti dilanjutkan di seri berikutnya. Terima kasih telah membaca, and see ya!

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a website or blog at WordPress.com

%d bloggers like this: