Minggu terakhir bulan puasa tiba. Aku dan ibuku membuat kue kering dan soto untuk hari lebaran. Lantas bagaimana dengan belajar online nya? Sudah jelas, terhenti tanpa alasan yang jelas. Pembelajaran secara daring hanya berjalan selama 2 minggu, di mana soal menumpuk. Setelah mengumpulkan, ya tidak ada apa-apa lagi.
Tidak ada soal yang diberikan, apalagi materi. Akhirnya, kondisi seperti ini menjadi “liburan”, bukan belajar di rumah. Sehingga banyak orang yang menyebutnya “liburan tak resmi”. Tapi, tetap saja, kita harus tetap waspada dengan grup kelas, karena bisa jadi ada pengumuman mendadak.
Beberapa hari sebelum lebaran, ada pengumuman yang disampaikan oleh wali kelas ku. Ia mengatakan bahwa pembagian hasil belajar selama 1 semester, alias raport, akan dibagikan setelah lebaran. Sekejap setelah aku mengetahuinya, aku langsung membalasnya dengan pertanyaan.
“Bagaimana proses pembagian raport nya? Apakah secara online, atau dengan datang ke sekolah.” Itulah pertanyaan yang aku lontarkan di grup kelas. Keesokan harinya, aku mendapat jawaban dari wali kelas ku. “Agar tidak ribet, jadi sekolah memutuskan bahwa pembagian raport akan dilakukan dengan cara siswa datang ke sekolah.
Jika pembagian raport menggunakan cara yang biasanya, bukannya tidak bisa jaga jarak ya? Sudahlah, liat nanti aja pas bagi raport nya. Sampai sini dulu ya ceritanya, byee!
Leave a Reply