Kecelakaan – Buku Yang Tersesat Di Hutan – 18

Dimas merasakan getaran yang besar itu. Karena tidak kuat menahannya, ia pingsan, tepat pada saat roket mulai meluncur. Tak lama kemudian, ledakan hebat terjadi, dan membuatnya hangus terbakar. Pada saat menceritakan kejadian ini, Amel menangis berulang kali. Untungnya, warga di Planet Buku baik. Mereka menghibur Amel dengan segala cara.

Peringatan di roket tiba-tiba berbunyi. Aku segera kembali ke ruang kemudi, dan melihat bahwa roket kehilangan tekanan udara (dekompresi). Ini berarti seluruh orang yang ada di dalam roket akan kesulitan untuk bernafas, karena oksigen berkurang secara drastis.

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Aku segera menyalakan tanda “emergency”. Roket kembali kehilangan kemudi. Kali ini makin parah, karena power dari mesin roket sudah tidak bisa digunakan. Powernya “macet” di angka 50%. Saat aku sedang memberikan masker oksigen kepada seisi roket, aku tidak sadar kalau roket menukik ke arah bumi, dan meningkat kecepatannya. Entah kenapa, gravitasi nol tidak membuat roket ini melayang di udara.

Aku baru menyadarinya ketika aku sudah selesai evakuasi. Aku segera menghubungi menara radio terdekat, sayangnya tidak ada, karena aku masih di atmosfer bumi. Selingan yak, ini nama-nama lapisan atmosfer yang ada di Bumi.

Lapisan Atmosfer

Lanjut ceritanya yak…

Kecepatan roket sudah sangat tinggi. Sepertinya kami akan jatuh di laut, entah dimana. Tapi di sebelah kanan, terlihat ada sebuah landasan udara. Jika kami jatuh, kami akan pergi ke sana.

DUARRR…

Aku membuka mataku, lantas melihat sekeliling. Sepi. Banyak orang yang masih pingsan. Aku segera membangunkan mereka, dan menyembuhkan lukanya menggunakan alat seadanya.

Bagaimana kelanjutannya? Simak terus cerita ini ya… Terima kasih telah membaca, dan sampai jumpa pada seri berikutnya! Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Advertisement