Sudah pukul 9. Ini waktunya bagi guru Bahasa Indonesia untuk menyudahi pelajarannya. Benar saja, tak lama setelah aku kembali ke kursi, Bu Amel kembali ke kelas, lantas memberikan PR setumpuk. Setelah itu, ia membereskan tasnya dan pergi meninggalkan kelasku. PR hari ini jumlahnya banyak, namun jawabannya mudah. Jadi teringat, dulu, Bu Amel pernah memberikan PR sedikit, namun jawabannya susah dan panjang.
Setelah pelajaran Bahasa Indonesia yang biasa-biasa saja, sekarang saatnya untuk pelajaran Matematika. Meskipun sudah banyak orang yang membuat gerakan matematika itu mudah, kembali lagi kepada gurunya. Jika gurunya kreatif, maka ia bisa membuat matematika menjadi pelajaran yang disukai oleh murid. Namun, kebanyakan yang terjadi adalah kebalikannya, yakni gurunya tidak kreatif, sehingga matematika menjadi pelajaran yang membosankan.
Menurutku pribadi, pelajaran matematika kadang terasa menyenangkan, kadang terasa menyebalkan. Kadang terasa menyenangkan, karena pelajaran itu mudah dipahami, dan kadang terasa menyebalkan, karena aku tidak mengerti.
Guru matematika yang mengajar di kelasku ini namanya Bu Ani. Ia adalah salah satu guru tua di sini. Setelah dipikir-pikir, mungkin cara mengajarnya yang kurang inovatif diakibatkan oleh faktor usia yang sudah tua. Tapi, mestinya ia tetap mempelajari ilmu-ilmu, atau teknik-teknik mengajar terbaru, yang tidak membuat murid bosan.
Bu Ani datang ke kelas, sambil membawa bilah bambu. Memang, bilah bambu tersebut tidak digunakan untuk memukul siswa. Itu salah satu bentuk kekerasan. Jika ada hal tersebut, aku segera melaporkannya ke kepala sekolah. Oke lanjut ceritanya ya…
“Buka buku paket halaman 38…,” ucapnya sambil menuliskan judul pelajaran yang akan dipelajari hari ini, yakni Aljabar. Walaupun kami kelas 6, kami ada beberapa materi tambahan. Pernah dulu Bu Ani bilang, alasan ia memberikan materi tambahan, agar saat menginjak jenjang pendidikan SMP/MTs, kami tidak kesusahan.
Sampe sini dulu ya ceritanya… Terima kasih telah membaca dan sampai jumpa pada seri berikutnya!
All About Disil 
Leave a Reply