Design a site like this with WordPress.com
Get started

Masa Depan – Buku Yang Tersesat Di Hutan – 16

Bagaimana masa depan Dunia Buku? Apakah Dunia Buku akan tetap ada atau musnah? Bagaimana dengan Professor Disil dan Om Ahmad, dan juga bagaimana teman-temannya?Kalo gak salah, kemarin cerita ini sudah aku tamatkan (di seri 15), tapi kayanya akhir dari cerita itu kurang menyenangkan untuk dibaca… Jadi akan aku lanjutkan di seri ini ya… Oiya, rencananya Disil akan mengikuti proyek menulis Cerivitas. Jadi… Mungkin ini adalah pos terakhir tahun 2019. Sebelum membaca pos ini, siapkan segelas minuman, karena pos ini agak Panjang. (ini saran disil ya..). Disil juga mohon maaf bagi para penggemar cerita ini untuk menunggu seri ini dirilis, karena  Oke, tanpa basa-basi lagi, mari kita mulai ya.

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

“Dimana aku?…” aku bergumam dalam hati. Barusan, aku seperti mimpi mendapati Dunia Buku hancur. Biasanya, mimpi yang aku alami akan menjadi nyata. Sudah jarang aku bermimpi buruk. Ternyata aku berada diatas gunung, dekat dengan kawah. Aku langsung berlari menuruni gunung (walau hanya sebentar). Ternyata jauh juga ya.. Akhirnya aku memutuskan untuk jalan. Di sepanjang jalan aku melihat banyak pohon tumbang, juga banyak bongkahan batu bertebaran.

Photo by eberhard grossgasteiger on Unsplash

Aku menemukan sumber air. Aku meminumnya, serta mandi disitu. Aku juga menemukan sebuah pohon beri yang buahnya lebat, sehingga aku mengambilnya. Ternyata kenyang juga ya memakan buah beri. Tiba-tiba, langit gelap, yap, karena memang sudah sore hari. Saat aku ingin mencari tempat untuk tidur, aku melihat sebuah ledakan yang dahsyat terjadi dari arah langit. Aku perkirakan, yang meledak itu adalah Dunia Buku. Aku tidak jadi tidur, memutuskan untuk segera pergi ke kota dan mencari tahu apa yang terjadi di Dunia Buku.

Pagi-pagi aku sampai di kota. Aku mendatangi Pusat Penelitian Luar Angkasa dan menanyakan apa yang terjadi di Dunia Buku. Kabar baiknya, ternyata itu bukan ledakan yang berasal dari Dunia Buku, itu adalah satelit yang dibuat Pusat Penelitian Luar Angkasa yang meledak. Namun kabar buruknya adalah karena getaran yang dibuat oleh ledakan tersebut mengakibatkan alat transformator yang ada di Dunia Buku kembali menyala dan akan menghasilkan ledakan yang sangat kuat dari Dunia Buku.

Ledakan itu tidak dapat dicegah lagi, kecuali mengeluarkan alat transformator itu dari Dunia Buku, dan hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena ledakan akan terjadi dalam waktu kurang dari 1 jam. Satu-satunya yang bisa aku lakukan adalah menunggu. Selagi menunggu, aku menanyakan beberapa hal kepada petugas di Pusat Penelitian Luar Angkasa. Dari tanya-jawab yang aku adakan, aku menjadi tahu bahwa aku bisa mengakses speaker di pusat Dunia Buku. Yap, di Dunia Buku, terdapat beberapa hal yang aneh, namun bagus. Salah satunya speaker yang diletakkan di setiap ujung jalan, patung, ataupun halte bus. Speaker tersebut terhubung ke Pusat Informasi Dan Komunikasi Dunia Buku. Aku kembali menanyakan ke petugas apakah aku bisa mengakses speaker tersebut. Ternyata bisa.

Petugas itu mengarahkanku ke ruangan komunikasi. Di ruang ini ada bermacam-macam alat komunikasi dari zaman jahiliyah hingga sekarang.  Petugas itu memberitahuku, bahwa sekarang sedang dikembangkan alat komunikasi jarak jauh. Kelebihannya adalah, kita bisa menghubungi seseorang tanpa harus mengetahui nomor, cukup dengan memasukkan titik GPS, dan terhubung deh… Sayangnya alat tersebut masih dalam tahap beta, artinya masih diuji coba (tidak stabil). Aku memutuskan untuk memakai alat ini. Aku pilih lokasinya, yakni di Dunia Buku, lalu aku pilih Pusat Informasi Dunia Buku. Untungnya, panggilanku diangkat oleh petugas disana. “Assalamualaikum, dengan siapa dan dimana?” tanya petugas itu. Lantas setelah bicara panjang-lebar dengannya, petugas itu menyalakan speaker di semua dunia buku, lantas memberitahu seluruh penduduk untuk segera menyelamatkan diri, dengan naik ke roket yang rencananya akan terbang dalam 30 menit. Yap, sebetulnya roket itu diperuntukkan untuk mensuplai makanan dari bumi ke Dunia Buku serta membawa warga yang terluka parah. Seketika roket itu langsung didatangi banyak orang.

ethan-hu-USSFmYDPNa4-unsplash.jpg
Photo by Ethan Hu on Unsplash

Roket menjadi overload (kelebihan beban). Kabar baiknya, roket tersebut masih bisa meluncur (launch). Kabar buruknya, ada sekitar 1/4 dari penduduk Dunia Buku yang tidak bisa naik ke roket itu. Dan lebih buruknya lagi, teman-temanmu termasuk golongan yang tidak bisa naik roket, karena sudah penuh.

Bersambung. Loh, kok bersambung? Pasti muncul pertanyaan itu dibenak kalian. Yap, cerita ini akan aku sambung, namun tetap di seri ini. Kenapa Disil terbitkan, padahal belum selesai? Hal ini Disil lakukan agar kalian tetap penasaran untuk menunggu akhir dari cerita ini. Jika cerita ini Disil lanjutkan, maka paragraf ini akan Disil coret. Hari ini akan disil lanjutkan ya ceritanya…

3..2..1 Meluncur… Roket itu meluncur. Sepertinya pilot dari roket tersebut buru-buru ingin menyelamatkan diri, tanpa memerhatikan pintu roket tersebut masih terbuka, untungnya, salah satu penumpang sempat menutup pintu tersebut, walaupun tidak terkunci.

Advertisement

Create a website or blog at WordPress.com

%d bloggers like this: