Aku memutuskan untuk mencari Pusat Penelitian Luar Angkasa Dunia Buku. Yap, aku melihat banyak buku bergelimpangan dijalan. Mengerikan, kondisinya mengenaskan, ada yang sobek, ada yang covernya robek dan hilang, ada juga yang tersangkut, bahkan aku melihat ada kapal didarat. Coba saja aku membawa alat presenter, aku bisa menyiarkan kondisi Dunia Buku secara live dan ditonton oleh Jutaan penduduk bumi, dan aku akan menjadi terkenal. Wow saya terkesan seperti sangat “sombong amat”.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Gak kerasa cerita bersambung Buku Yang Tersesat Di hutan sudah mencapai seri ke 10. Semoga tetap menarik untuk dibaca ya… Oke aku akan lanjut cerita ya…
Selagi aku berjalan, aku mencari apakah ada orang didekat sini. Tiba-tiba ada yang memanggilku, gak tau siapa. Orang itu berlari menghampiriku, lalu memperkenalkan diri. Ternyata namanya adalah Disil, dia memakai baju professor. Berarti dia adalah sebuah Professor. Dia mengobrol denganku. Aku menanyakan, apakah ia adalah seorang professor yang meneliti di Pusat Penelitian Luar Angkasa Dunia Buku. Dia menjawab ya.
Aku bekerja sama dengannya untuk mencari alat canggih (dijelaskan pada seri ke-7) tersebut. Aku melihat beberapa tanda-tanda yang masih ada, walaupun sudah rusak. Sampai akhirnya aku menemukan sebuah tanda menuju Pusat Penelitian Luar Angkasa Dunia Buku. Aku mengikutinya sampai Pusat Penelitian Luar Angkasa Dunia Buku.

Setelah aku menemukan tempat penelitian luar angkasa dunia buku, aku langsung memasukinya. Namun, alat-alat laboratorium pecah, bergelimpangan, dan beberapa cairan disana-sini. Sangat berantakan. Untungnya, roket yang sedang dikembangkan, hanya tergeser posisinya, aku tidak tahu apakah dalamnya masih berfungsi dengan baik. Aku mencoba mencari pengontrol yang mengontrol roket tersebut. Aku tekan tombol ON pada pengontrol tersebut. Yap, ternyata masih berfungsi. Baiklah, berarti roket ini bisa dipakai sebagai alat pulang ke Bumi, walau mesti disetel-setel dulu biar pas.
Pusat Penelitian Luar Angkasa Dunia Buku sangat besar. Baru kali ini aku melihat dari dalamnya, soalnya ketika aku masih tinggal disini (dan sebelum menjadi buku), tempat ini dijaga ketat oleh penjaga. Namun sekarang, boro-boro ada penjaga, gerbangnya aja udah pada hilang dan rusak… Dan sekarang menjadi tempat yang agak mengerikan.
Bagaimana kelanjutannya? Nanti ya aku sambung di seri berikutnya. Terima kasih dan sampai jumpa pada cerita berikutnya! Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Leave a Reply