Aku tekan tombol peluncuran Roket. Dimulailah hitung mundur. Aku memasang sabuk pengaman dan mengucapkan Bismillah… dan berdoa agar selamat, tidak celaka.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Roket meluncur. Aku lihat dikaca roket, langit agak mendung, namun perlahan berubah menjadi gelap, lalu hujan. Ini pertanda buruk, karena bisa saja roket tersambar petir. Semoga saja tidak.

Beberapa menit berlalu. Aku sudah sampai di luar angkasa, sekarang aku bisa membuka sabuk pengamanku dan melayang didalam roket. Aku mengambil makanan di lemari. Eh, jika di luar angkasa, kita tidak boleh membawa cairan yang terletak di tempat terbuka, sebab cairan tersebut akan mengambang kesana kemari tidak beraturan dan membuat roket menjadi kotor. Jadi kita harus membawa makanan seperti es mambo, jadi ketika kita membuka tutupnya, langsung dimasukkan ke mulut, dan hisap, tapi bungkusnya jangan dimakan ya, karena beracun. Yap, ini adalah salah satu kesulitan saat menjadi astronot.
Persyaratan dasar adalah lulus sarjana bidang teknik, ilmu biologi, fisika, ilmu komputer atau matematika, ditambah 3 tahun pengalaman profesional. Kandidat pun wajib lulus pemeriksaan fisik NASA.
Skill lain yang dipertimbangkan misalnya bisa menyelam, pengalaman di alam liar, punya jiwa kepemimpinan dan bisa berbahasa asing, terutama Rusia. Kenapa? Karena kemungkinan di angkasa, mereka akan ditemani astronot dari Rusia.
Menurut detikInet yang bersumber dari Space.com

Beberapa jam kemudian, sistem memberitahukan bahwa roket akan segera sampai di dunia Buku. Aku segera kembali ke tempat duduk dan memasang sabuk pengaman. Dilihat dari kaca, sudah terlihat Dunia Buku, dan permukaannya, yang sepertinya sudah acak-acakan.
Roket memasuki atmosfer Dunia Buku, dan menembus beberapa lapisan yang ada di langit Dunia Buku. Setelah masuk, aku melihat dengan jelas permukaan Dunia Buku ayng sudah acak-acakan, ada air disana-sini, banyak benda-benda dan bahan konstruksi bangunan bertebaran. Pokoknya seperti dunia hancur, ya karena ini memang dunia yang hancur. Namun, keika hendak mendarat, sepertinya roket kurang pas dalam memilih tempat mendarat, akhirnya roket kayaknya akan mendarat di air yang menggenang, Ini akan menjadi hal yang berbahaya bagi roket ini. Semoga airnya dangkal.
Hatiku berkata lain. Aku akhirnya memutuskan untuk menekan tombol emergency, agar aku terlontar dari roket dan mendarat dengan parasut. Ternyata firasatku benar. Air yang aku kira dangkal itu ternyata sangat dingin dan dalam, sehingga roketku masuk kedalam air itu dan beku. Oh tidak. Bagaimana aku pulang? Aku tidak tau. Semoga saja ada yang menolongku disini, karena aku ingat di Dunia Buku ada pusat penelitian luar angkasa, kalo di Bumi, seperti NASA. Namun, aku lupa dimana persisnya tempat itu.
Bagaimana kelanjutannya? Aku sambung di seri berikutnya ya… Terima kasih telah membaca dan sampai jumpa pada cerita berikutnya! Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Leave a Reply