Aku berjalan menuju desa tersebut secara perlahan karena berjalan kaki. Aku mulai merasakan haus layaknya manusia umumnya. Aku mencoba membuka isi tasku dan melihat apakah ada air minum. Sayangnya tidak ada air minum di tas itu.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Percuma aku membawa tas. Tas tersebut tidak ada isinya. Akhirnya aku memutuskan untuk membuang tas tersebut.
Aku terus berjalan menuju desa tersebut, namun setelah posisi aku berada semakin dekat, desa itu terlihat seperti kota, entah itu nyata ataupun tidak, yang jelas tempat tersebut sangatlah modern! Aku pun tidak sabar lagi ingin untuk segera melihat kota tersebut!
Setelah sampai di kota tersebut, sepertinya aku sampai pada gerbang utama kota tersebut. Gerbang tersebut bertuliskan “Selamat Datang di Kota Jakarta”. Aku pun lalu segera menuju gerbang itu. Ketika sudah ingin memasuki gerbang itu, ada seseorang yang meminta passport milik aku. Passport? Apa itu passport? Aku sama sekali tidak tau apa artinya passport. Okay, ini mungkin akan menjadi pengetahuan tambahan bagi kalian.
Passport adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk perjalanan ke antar negara.
Wikipedia
“Aduh… Gimana nih, aku tidak punya passport untuk masuk Kota Disil, gimana ya…“Aku bergumam dalam hati. Tiba-tiba datang seorang pria yang berjas rapi. Ia menghampiriku dan berkata:”Permisi, ada apa ini? Ooo… Ini adalah teman saya… Berikan dia izin untuk masuk kota ini! Sekarang!”. Ia berkata dengan penuh rasa wibawa. Penjaga gerbang itu langsung mengambil sebuah kertas – entah apa yang ditulisnya, lalu membawanya kepada pria tadi. Penjaga gerbang itu membawa kertas tersebut dengan rasa hormat yang tinggi, layaknya memperlakukan seorang presiden. Aku semakin heran dengan pria tersebut.
Setelah itu ia mengajakku untuk memasuki mobil mewah yang terlihat sangat indah dan elegan. Seumur hidup baru ini aku melihat mobil semewah itu. Didalamnya terdapat makanan dan minuman, juga baju-baju di bagasi, dan AC-nya dingin.
Pria tersebut memulai percakapannya denganku.”Selamat siang, Siapa namamu?”
Bagaimana kelanjutannya? Nanti ya akan aku sambung di cerita berikutnya. Sabar ya… Karena sabar itu adalah salah satu ibadah… Baik, terima kasih telah membaca dan sampai jumpa pada cerita lainnya!
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Leave a Reply